
RESUME
BIMBINGAN KONSELING
IDENTIFIKASI
KETUNA CAKAPAN BELAJAR
Oleh :
1.
Eka Novitasari (150210204028)
2.
Nor Hanivah (150210204039)
3.
Firda Amelia Safitri (150210204048)
4.
Endah Putri Tanjung Sari (150210204049)
PRODI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
IDENTIFIKASI
KETUNA CAKAPAN BELAJAR
1.
Pengertian Murid Tuna Cakap Belajar
Kesulitan
belajar atau learning disabilities merupakan istilah generik yang
merujuk kepada keragaman kelompok yang mengalami gangguan dimana gangguan
tersebut diwujudkan dalam kesulitan- kesulitan yang signifikan yang dapat
menimbulkan gangguan proses belajar. Dalam bidang medis disebut Brain Injured, minimal Brain Dyshfuncion, alasannya karena
dari hasil deteksi secara medis anak-anak tuna cakap belajar mengalami
penyimpangan dalam perkembangan otaknya, yang diakibatkan adanya masalah pada
saat persalinan atau memang sejak lahir mengalami penyimpangan. Kelompok ahli Psiko Linguistik menggunakan istilah language disorders karena anak-anak
tuna cakap belajar cenderung mengalami gangguan meliputi ekspresif
yaitu kemampuan menangkap ide atau menangkap perasaan orang lain yaitu
disampaikan secara lisan.
2. Jenis- Jenis Tuna Cakap Belajar
1.
Minimal brain dysfunction adalah
ketakberfungsian minimal otak, digunakan untuk merujuk suatu kondisi gangguan
syaraf minimal pada murid. Persepsi, konseptualisasi, bahasa, memori,
pengendalian, perhatian, impulse (dorongan), atau fungsi motorik.
2.
Aphasia adalah suatu
kondisi dimana anak gagal menguasai ucapan- ucapan bahasa yang bermakna pada
usia sekitar 3 tahun.
3.
Dyslexia adalah ketakcakapan
membaca
4.
Kelemahan Perceptual
atau Perceptual Motorik. Persepepsi dapat diidentifikasi
tanpa mengaitkan dengan aspek motorik
3. Karakteristik
Murid Tuna Cakap Belajar
- Aspek Kognitif
Yaitu
murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam masalah-masalah khusus
seperti : kemampuan membaca, menulis, bicara, mendengarkan, berpikir dan
matematis. Semuanya merupakan penekanan terhadap aspek akademik atau kognitif.
Penekanan seperti ini merefleksikan keyakinan bahwa masalah murid tuna cakap
belajar lebih banyak berkaitan dengan orientasi akademik dan bukan disebabkan
oleh tingkat kecerdasan yang rendah.
- Aspek Bahasa
Yaitu murid
yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam mengeksperikan diri, baik secara
lisan (verbal) maupun tertulis. Dengan kata lain, murid yang mengalami tuna
cakap belajar dalam aspek bahasa cenderung mengalami kesulitan dalam menerima
dan memahami bahasa (bahasa reseptif) serta dalam mengekspresikan diri secara
verbal (bahasa ekspresif).
- Aspek Motorik
Masalah motorik merupakan salah satu masalah yang
dikaitkan dengan murid tuna cakap belajar yang berhubungan dengan kesulitan
dalam keterampilan motorik-perseptual (perceptual-motor problem), yang
diperlukan untuk mengembangkan keterampilan meniru rancangan atau pola.
Kemampuan motorik ini diperlukan untuk menggambar, menulis atau menggunakan
gunting, serta sangat diperlukan koordinasi yang baik, anatara tangan dan mata,
yang dalam banyak hal koordinasi tersebut kurang dimiliki murid yang mengalami
tuna cakap belajar.
- Aspek Sosial dan Emosi
Dua
karakteristik yang sering diangkat sebagai karakteristik sosial emosional murid
tuna cakap belajar ialah kelabilan emosional dan keimpulsif-an. Kelabilan
emosional ditunjukkan oleh sering berubahnya suasana hati dan temperamen,
sementara ke-impulsif-an merujuk kepada lemahnya pengendalian terhadap
doronggan-dorongan tersebut.
4.
Identifikasi Ketunacakapan
Belajar
Prosedur identifikasi dan metode pengajaran
yang di gunakan untuk murid yang tuna cakap belajar, memiliki prinsip-prinsip
evaluasi sebagai berikut:
§
Tes atau evaluasi harus di berikan dalam bahasa anak
§
Tidak ada prosedur tunggal untuk menentukan program pendidikan yang layak
bagi anak berkesulitan belajar
§
Evaluasi di lakukan oleh guru tetap dan ahli yang mampu meakukan
diagnostik.
Kriteria untuk menentukan
ketunacakapan belajar yang khusus.
1.
Murid tidak mampu mencapai prestasi sesuai usia dan
kecakapan dalam satu atau lebih bidang
a.
Keterampilan membaca dasar
b.
Mendengarkan pemahaman
c.
Ekspresi tulisan dll
2.
Seorang murid tidak diidentifikasi mengalami tuna
cakap belajar jika kesenjangan antara kecakapan dengan prestasi disebabkan
oleh,
a. Hambatan
visual
b. Keterbelakangan
mental
c. Gangguan
emosional
3.
Observasi
§
Pengamatan yang dilakukan oleh guru di kelas
§ Pengamatan
murid di ingkungan yang cocok.
4.
Laporan tertulis
§
Persiapan laporan tertulis hasil evaluasi oleh tim
§
Dalam laporan meliputi: kesulitan belajar khusus yang
dialami murid; dasar yang digunakan dalam menentukan jenis
kesulitan belajar yang dialami; perilaku-perilaku yang relevan yang tercatat
selama dilakukan temuan medis yang relevan dengan pendidikan; kesenjangan
antara prestasi dan kecakapan yang tak dapat diatasi tanpa pendidikan dan
layanan khusus.
5. Faktor- Faktor
yang Menimbulkan Ketunacakapan Belajar
Faktor
Internal :
a.
Kerusakan Otak
Terjadinya kerusakan syaraf seperti dalam satu kasus encephalitis,
meningitis, toksik yang dapat
menimbulkan gangguan fungsi otak yang diperlukan untuk proses belajar pada anak
remaja.
b.
Faktor Gangguan Emosional
Gangguan emosional terjadi karena adanya trauma emosional yang
berkepanjangan sehingga menggangu hubungan fungsional sistem urat syaraf.
c.
Kelemahan
Perceptual
d.
Males Belajar
e.
Kelemahan
dalam Membaca (Dyslexia)
f.
Bawaan
Faktor Eksternal
:
a.
Keluarga (Keturunan)
b.
Faktor ”Pengalaman”
Faktor pengalaman mencakup faktor-faktor seperti kesenjangan perkembangan
dengan kemiskinan pengalaman lingkungannya. Kemiskinan lain seperti kurang
rangsangan auditif. Biasanya kemiskinan pengalaman ini berkaitan erat dengan
kondisi sosial ekonomi orang tua.
c.
Lingkungan
d.
Beban Pikiran Karena Masalah
dengan Keluarga
e.
Tidak Adanya
atau Kurangnya Perhatian dari Orang Tua Juga Keluarga
f.
Tidak Adanya Bimbingan
atau Pengarahan.
Pengaruh
ketidakmampuan atau kelemahan dalam menerima materi, stimulus/rangsangan bagi
anak yang bersangkutan (anak tuna cakap belajar) dan temannya antara lain :
a) Pengaruh Bagi Birinya Sendiri
1. Menjadi
suatu masalah atas kelemahannya
2. Menjadi
penghambat dalam meraih prestasi
3. Menjadikan
kurang percaya diri dan tidak bersemangat
4. Minder dan
suka menyendiri
5. Bahan
ejekan teman
6. Membuat
anak jadi merasa bodoh dan makin tidak terkontrol emosinya
7. Mudah
terpengaruh dengan hal-hal yang negative
8. Dimarahi,
diomel orang tua
9. Menambah
beban teman sekelompoknya
b) Pengaruh Bagi Teman-Temannya
1. Menjadi kendala saat kerja
kelompok
2. Menimbulkan rasa kasihan
3. Bahan cemoohan atau ledekan
4. Mengurangi
saingan dalam berprestasi
5. Mempengaruhi dalam suasana
belajar mengajar
6.
Teknik
Membantu Siswa Tuna Cakap Belajar
Cartwright (1984), mengemukakan secara rinci
tentang cara mengajar murid yang mengalami tuna cakap belajar adalah sebagai
berikut :
a.
Bagi
murid yang memiliki masalah pendengaran dan penglihatan
§ Guru duduk seperti murid di depan kelas.
§ Membeikan tugas kelompok dengan dibantu oleh temannya untuk memberikan
penjelasan tentang
petunjuk bagi semua tugas yang diberikan.
§ Guru memberikan petunjuk secara tertulis dan lisan untuk semua tugas yang
diberikan.
b.
Bagi
murid yang memiliki masalah pendengaran
§ Menggunakan alat-alat visual, seperti : peta, slide, gambar-gambar dan garfik pada
saat proses pembelajaran
§ Merangkum materi pokok
dari setiap mata pelajaran di akhir proses pembelajaran.
§ Memberikan rancangan
tertulis bagi setiap pokok bahasan pelajaran
§ Membantu murid untuk
mengingat pelajaran dengan teknik mnemonic (teknik untuk memperkuat daya
ingat terhadap pelajaran yang telah diberikan).
§ Menggunakan tape recorder
pada saat guru sedang mengajar (menjelaskan)
c.
Bagi
murid yang mengalami masalah visual (penglihatan) dan motorik (gerak)
ü Menggunakan bahan-bahan
bacaan yang sesuai dengan tingkat kelas murid.
ü Memberikan kesempatan
kepada murid untuk merekam penjelasan guru,diskusi, dan
petunjuk, dari pada harus mencatatnya.
ü Memberikan tugas-tugas
secara tertullis yang sederhanan
ü Mencoba meberikan tes
lisan.
ü Memberikan tes tulisan
yang beragam, seperti menjodohkan, pilihan ganda, salah benar, dan isian
singkat.
ü Mamberikan tugas-tugas
yang bervariasi dengan melalui model, diagram, tape recorder, slide dan
penyajian secara terurut.
ü Mamberikan rancangan
tertulis tentang tugas membaca secara singkat
7. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang
dihadapi anak yang mengalami kelemahan atau ketidak
mampuan dalam menerima materi, stmulus dan rangsangan (anak tuna cakap belajar)
antara lain:
a) Memberikan
perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan
kebutuhannya.
b) Khususnya
bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran,
tanggung jawab untuk membimbingnya.
c) Maafkan
dan jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat
mereka.
d) Jangan
sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban baginya.
e) Dekatilah
dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
f) Pergunakanlah
Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.
8. Teknik membantu
anak tuna cakap belajar dan pencegahannya
- Layanan
remedial terfokus
kepada upaya menyembuhkan, mengurangi, atau jika mungkin menghilangkan
kesulitan.
- Layanan
kompensasi yaitu
mengembangkan komisi pembelajaran khusus luar kondisi yang normal atau baku yang
memungkinkan murid memperoleh kemajuan yang memuaskan dalam keadaan
kekurangterampilan perseptual dan bahasa
- Prevensi adalah mengidentifikasi murid sebelum dia
mengalami kesulitan atau ketunacakapan belajar di sekolah
0 komentar:
Posting Komentar