animasi bergerak gif
My Widget

Selasa, 31 Mei 2016

PERKEMBANGAN FISIK DAN SOSIAL PESERTA DIDIK SD/MI

MAKALAH
PERKEMBANGAN FISIK DAN SOSIAL PESERTA DIDIK SD/MI
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perkembangan Belajar
 Peserta Didik” yang dibina oleh Dra. Rahayu M,Pd.




Oleh
Kelas C/Kelompok 3
Endah Putri Tanjung Sari               (150210204049)
Oktanti Firdaus                                 (150210204080)
Elfa Mahardika                                 (150210204148)
Lovely Nurharani Hendranti           (150210204149)







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016


PERKEMBANGAN FISIK DAN SOSIAL PESERTA DIDIK SD/MI

A.      Perkembangan Fisik Peserta Didik
1.        Pengertian Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagi suatu proses yang dialami oleh setiap individu yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seseorang bila ditinjau dari perubahan progresif dan sistematis dalam dirinya. Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan namun,  keduanya masih saling berkaitan. Berikut pendapat dari para ahli mengenai perkembangan:
1.        Menurut Santrok dan Yussen (1992), perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
2.        Menurut E. B. Harlock, perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
3.        Menurut Ahmad Sudrajat, perkembangan adalah perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hinggah hayat termasuk dengan perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan.
4.        Menurut Dr. Siti Aminah Soepalarto, perkembangan adalah suatu proses yang berlangsung sejak lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan, dan tingkah lakunya pada usia dini, anak-anak, dan dewasa menjadi lebih komplek dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.
Berdasarkan pengertian perkembangan menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada kualitas fungsi organ-organ jasmani sehinggah perkembangannya berhubungan dengan penyempurnaan fungsi psikologi pada organ fisiknya. Perkembangan merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang progresif (terus-menerus) yang terjadi pada manusia, mulai dia lahir hinggah tua, tetapi pada saat tertentu perkembangan akan menurun karena usia. Perkembangan progresif mengarah ke psikis, menyangkut kedalam pengetahuan.
Perkembangan yang terjadi pada individu berlangsung sepanjang hayat. Selain itu perkembangan juga bersifat dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat, tetapi juga bisa cepat, hanya berkenaan dengan salah satu aspek atau beberapa aspek pada perkembangan. Perkembangan antara individu yang satu dangan yang lain sangat sama, seseorang berbeda dengan yang lainnya baik dalam temponya, iramanya maupun kualitasnya.
2.        Pengertian Perkembangan Fisik
Fisik adalah badan atau jasmani pada tubuh setiap individu. Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu : 
a)        Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; Pertumbuhan syaraf dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan) anak meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan kemampuan sistem sistem syaraf seorang anak, akan semakin baik dan beraneka ragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya. Namun uniknya, berbeda dengan organ tubuh lainnya, organ sistem syaraf apabila rusak tak dapat diganti atau tumbuh lagi.
b)        Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; Peningkatan tonus (tegangan otot) anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini tampak sangat jelas pada anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya dari masa ke masa. Perlu dicatat bahwa dalam pengembangan keterampilan terutama dalam berkarya nyata seperti membuat mainan sendiri, melukis, dan seterusnya, peningkatan dan perluasan (intensifikasi dan ekstensifikasi) pendayagunaan otot-otot anak tadi bergantung pada kualitas pusat sistem syaraf dalam otaknya.
c)        Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis. Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal (kelenjar endokrin yang meliputi bagian atas ginjal dan memroduksi bermacam-macam hormon termasuk hormon seks), dan kelenjar pituitary (kelenjar di bawah bagian otak yang memroduksi dan mengatur berbagai hormon termasuk hormon pengembang indung telur dan sperma), juga menimbulkan pola-pola baru tingkah laku anak ketika menginjak remaja. Perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku seorang remaja terhadap lawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa seringnya melakukan kerja sama dalam belajar atau berolahraga, berubahnya gaya dandanan atau penampilan, dan lain lain perubahan pola perilaku yang bermaksud menarik perhatian lawan jenis. Dalam hal ini, orangtua dan guru setidaknya bersikap antisipatif terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku seksual yang tidak dikehendaki demi kelangsungan perkembangan para siswa remaja yang menjadi tanggung jawabnya.
d)       Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi. Semakin meningkat usia anak akan semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh perubahan fisik seorang siswa juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri merupakan konsep diri (self-concept) siswa tersebut. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa perkembangan fisik siswa lebih memiliki signifikasi daripada usia kronologisnya sendiri. Timbulnya kesadaran seorang siswa yang berbadan terlalu besar dan tinggi atau terlalu kecil dan rendah jika dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya mungkin sekali akan memengaruhi pola sikap dan perilakunya baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Sikap dan perilaku yang berbeda ini bersumber dari positif atau negatifnya self-concept yang ia miliki.                            
Awal dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis (Allport, 1957). Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body-image, self-concept, dan rasa harga dirinya. Pada masa remaja perkembangan fisik yang paling menonjol terdapat pada perkembangan, kekuatan, ketahanan, dan organ seksual. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, dan mimpi basah, dan lainnya), timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa pubertas).   
3.        Karakteristik Perkembangan Fisik
Karakteristik perkembangan fisik masa remaja:
a.       Perkembangan anatomis; adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara secara keseluruhan.
b.      Perkembangan fisiologis; ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Laju perkembangan berjalan secara berirama, pada masa bayi dan kanak-kanak perubahan fisik sangat pesat, pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria, laju perkembangan menurun sangat lambat bahkan menjadi mapan.
4.        Faktor yang memengaruhi perkembangan fisik
Faktor yang memengaruhi perkembangan fisik (motor skills) peserta didik, yaitu: 
a.       Keluarga: Pengaruh faktor keluarga disini meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan .Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari pada anak lainnya sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Selain, bentuk tubuh kecerdasan juga mempengaruhi, menurut Arthur Jensen (1969) bahwa kecerdasan itu diwariskan, selain itu kecerdasan lingkungan dan budaya hanya memiliki peranan yang minimal dalam kecerdasan.
b.        Gizi: Remaja yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang mendapatkan asupan gizi.
c.         Gangguan Emosional: Remaja yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan kelenjar pituitari. Bila tejadi hal yang demikian, maka pertumbuhan awal akan terhambat dan tidak tercapainya berat tubuh yang seharusnya.
d.        Jenis Kelamin: Remaja laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada remaja perempuan pada usia 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan sedikit lebih berat dari pada anak laki-laki. Terjadinya berat badan dan tinggi tulang karena bentuk otot dan tulang pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
e.         Status Sosial Ekonomi: Remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial-ekonominya tinggi.
f.         Kesehatan: Remaja yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
g.        Pengaruh Bentuk Tubuh: Bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Remaja laki –laki cenderung menuju bentuk tubuh mesomorf (cenderung menjadi anak – anak yang kekar, berat dan segitiga), sedangkan anak perempuan kalau tidak endomorf (cenderung menjadi gemuk dan berat) akan memperlihatkan ciri ektomorf (cenderung kurus dan bertulang panjang).
5.        Isu-isu Perkembangan Fisik
“Nature” dan “Nurture” merupakan isu dasar yang menjadi perdebatan sengit dalam perkembangan psikologi perkembangan. “Nature” dapat diartikan sebagai sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang diwarisi sebagai sifat pembawaan. Sedangkan “Nurture” dapat diartikan sebagai faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya (Chaplin, 2002).
Pertanyaan seperti “yang mana yang lebih penting”, akan selalu sampai pada jalan buntu. Anne Anastasi bahkan menegaskan bahwa yang terpenting adalah “bagaimanakah”, bukan memperdebatkan “yang manakah”. Karena menurut Anastasi pertanyaan “bagaimanakah” menunjukan yang saling mempengaruhi antara nature dan nurture, dan yang meliputi dasar-dasar pertanyaan Anastasi bahwa:
1.        Nature dan Nurture keduanya menjadi sumber timbulnya setiap perkembangan tingkah laku.
2.        Nature dan Nurture tidak bisa berfungsi secara terpisah satu sama lain, tetapi harus selalu saling berinteraksi dalam memberikan kontribusinya.
3.        Interaksi dapat dikonseptualisasi sebagai suatu bentuk dari interelasi yang majemuk, yaitu suatu hubungan yang terjadi mempengaruhi hubungan-hubungan lain yang akan terjadi.
Untuk mengetahui lebih jauh pengaruh faktor nature dan nurture bagi perkembangan fisik, bagaimana mekanisme atau instruksi-instruksi genetik menetukan karateristik fisik dan kecakapannya, dan sejauh mana faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi bagaimana mekanisme genetik tersebut dijalankan. Berdasarkan dasar-dasar genetik perkembangan fisik bila dilihat secara fisik, kode genetik warisan dibawa oleh agen biokimiawi yang bernama gen dan kromosom (Santrock, 1996). Lain hal dengan interaksi hereditas dan lingkungan dalam perkembangan fisik yang memiliki maksud bahwa orang tua tidak hanya memberi gen sebagai cetak tiru biologis bagi perkembangan anak, melainkan juag berperan penting dalam menentukan jenis lingkungan yang akan dihadapi keturunannya.
6.        Implikasi Genetik dan Lingkungan terhadap Pendidikan
Kekuatan dan kelemahan dari pengaruh genetik ini adalah penting untuk dipahami. Pemahaman tentang dampak faktor-faktor lingkungan terhadap perkembangan anak, akan memberi pendidik suatu pertimbangan yang optimis tentang potensi-potensi yang penting untuk ditumbuh kembangankan dalam diri peserta didik. Seorang guru perlu untuk memahami perbedaan sifat-sifat setiap peserta didik.
7.        Perkembangan Otak
Merupakan salah satu aspek perkembangan fisik peserta didik yang sangat penting dipelajari oleh orang tua, guru dan calon guru. Otak adalah sistem biologis manusia yang sengaja diciptakan Allah Swt untuk mengindera dunia dan sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Selain itu otak juga merupakan sentral dari semua aktifitas manusia. Perkembangan otak berkaitan langsung dengan kecerdasan seorang peserta didik dan kecerdasan itulah yang nantinya akan mempengaruhi proses keberhasilan peserta didik dimasa yang akan datang.
Kemampuan otak peserta didik untuk menyusun ribuan sambungan antar neuron akan terhenti pada usia 10-11 tahun. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan koqnitif peserta didik perlu diiringi dengan pendidikan.

B.       Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berkaitan erat antara keterampilan bergaul dengan masa bahagia pada waktu anak-anak. Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerima lingkungan, serta berbagai pengalaman yang bersifat positif. Selama anak melakukan berbagai aktifitas sosial itu merupakan modal dasar yang amat penting bagi anak untuk mencapai kehidupan yang sukses dan menyenangkan pada waktu yang akan datang atau meningkat dewasa. Segala sesuatu yang diperoleh anak semasa kecil, kelak akan memetik hasilnya pada waktu dewasa. Anak dapat belajar melalui pengalaman dan pelajaran dari orang-orang terdekatnya antara lain; dari orang tua, ayah dan ibu, saudara-saudaranya, dan tetangganya.
Oleh karena itu, orang tua sangat dianjurkan untuk memberikan bimbingan juga harus mengajarkan kepada anak bagaimana cara bergaul dimasyarakat dengan tepat, orang tua juga disamping memberikan bimbingan dan pelajaran juga dituntut untuk menjadi model yang baik bagi anaknya. Karena, pola perilaku dan kebiasaan orang tua merupakan contoh atau model teladan yang selalu ditiru dan dibanggakan oleh anaknya. Hal tersebut dilakukan oleh anak semenjak dia usia balita yang suka meniru apa saja yang dia lihat dari tindak tanduk orang tua, cara bergaul orang tua, cara berbicara atau berinteraksi di lingkungan sekitarnya, cara orang tua menghadapi teman, tamu, dan sebagainya.
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerjaama.
Berhubungan dengan perkembangan sosial anak, peranan orang tua  sangat penting, terutama dalam mengembangkan keterampilan bergaul. Oleh karena itu, selain itu memberikan anak rasa kepercayaan dan kesempatan, orang tua juga diharapkan dapat memberi penguatan melalui pemberian ganjaran atau hadiah pada saat anak berperilaku positif. Sebaliknya orang tua juga berkewajiban untuk memberikan hukuman pada anak apabila anak tersebut melakukan perbuatan yang negatif atau melakukan kesalahan. Dengan tindakan yang konkret dan pasti dari orang tua tersebut anak akan dapat berkembang dengan baik, yang pada akhirnya akan menjadi makhluk sosial yang bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi dapat di artikan bahwa perkembangan sosial adalah proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi.
Pengaruh lingkungan atau perkembangan sosial terhadap prestasi belajar peserta didik:
a.         Teman bergaul: teman memiliki pengaruh yang besar bagi anak-anak, maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.
b.        Lingkungan: lingkungan tetangga juga dapat memberikan motivasi bagi anak untuk belajar apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
c.         Aktivitas: aktivitas dalam masyarakat pun dapat mempengaruhi dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.
Berikut masalah ganjaran dan hukuman yang berikan oleh orang tua kepada anaknya dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Ganjaran atau Hadiah
Ganjaran atau hadiah adalah berbagai bentuk apresiasi atau peghargaan terhadap suatu prestasi yang telah dicapai oleh seseorang atau sekelompok anak dalam aktifitas tertentu. Pada umumnya ganjaran atau hadiah diberikan setelah anak mencapai prestasi atau menghasilkan sesuatu yang dapat dibanggakan yang dapat dibanggakan baik oleh teman, guru, orang tua, dan dirinya sendiri. Namun sampai dewasa ini masih terdapat banyak orang tua atau guru yang beranggapan bahwa hadiah semacam ini tidak penting, dengan alasan bahwa sewajarnya anak berperilaku demikian dan berprestasi sesuai dengan kemampuannya. Sekalipun ganjaran atau hadiah tersebut dapat merangsang atau memacu, mendorong dan memberi motivasi kepada anak untuk lebih berprestasi.
Ganjaran atau hadiah memiliki fungsi yang amat penting dalam pendidikan, yaitu:
a.         Memiliki nilai pendidikan
Hadiah atau ganjaran juga memiliki makna, anak akan segera mengetahui apabila dia menerima dari orang tua atau guru, ia dapat mengintepretasikan bahwa ia telah berbuat yang dapat menyenangkan orang tua atau gurunya. Perbuatan tersebut dapat berupa prestasi belajar, perilaku yang terpuji, dan sebagainya.
b.        Memberikan motivasi kepada anak
Agar dapat memberikan motivasi kepada anak untuk mengulangi perilaku yang dapat diterima bahkan ditingkatkan dengan lebih baik. Disamping itu hadiah juga dapat mendorong anak untuk mencapai prestasi lebih tinggi lagi.
c.         Memperkuat perilaku
Hadiah yang diberikan kepada anak juga berfungsi untuk memperkuat perilaku anak yang dapat diterima lingkungannya. Hal ini berarti menumbuhkan keyakinan, kepercayaan diri, dan pemahaman bahwa sesuatu yang dilakukan tersebut betul serta diakui kebenarannya oleh lingkungan setempat. Dengan demikian anak dapat termotivasi untuk melakukan perbuatan yang sama bahkan berusaha meningkatkannya.

2.      Hukuman
Merupakan sanksi fisik maupun psikis terhadap suatu kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh anak dengan sengaja. Dalam hubungan ini sukar menentukan suatu kesalahan yang dibuat oleh anak kecil, apakah kesalahan tersebut dilakukan dengan sengaja atau bahkan tidak sengaja. Karena hal tersebut disebabkan oleh belum adanya pemahaman pada anak terhadap “moral”.
Hukuman juga terdapat fungsi-fungsi, berikut ini adalah penjelasan dari fungsi tersebut:
a.       Fungsi Restriktif, dengan diberikannya suatu hukuman terhadap anak, ini berarti bahwa pengulangan perilaku yang tidak diharapkan dalam masyarakat tidak akan terjadi lagi, sebab apabila seorang anak pernah berbuat atau membuat kesalahan dan menerima hukuman, maka diharapkan bahwa pada kesempatan lain dia tidak akan mengulangi hal tersebut lagi.
b.      Fungsi Pendidikan, berkaitan dengan pendidikan tindakan orang tualah yang paling berperan atau yang paling utama adalah memberikan penjelasan kepada anak tentang pemahaman adanya peraturan yang berkaitan dengan perbuatan salah atau benar. Apabila anak berbuat salah, maka orang tua harus segera menegur dan menjelaskan bahwa hal tersebut adalah salah, seharusnya diberitahukan bagaimana seharusnya tindakan semacam itu.
c.       Penguat Motivasi, motivasi memegang peranan penting bagi kehidupan anak lebih-lebih anak yang beranjak dalam usia remaja. Oleh karena itu, hukuman yang diberikan kepada anak dapat berfungsi memperkuat motivasi terutama berhubungan dengan perilaku yang bersifat negatif yang tidak diharapkan oleh orang tua maupun gurunya.
Beberapa syarat hukuman yang harus diperhatikan oleh orang tua atau guru apabila hendak menjatuhkan hukuman kepada anak-anak yaitu:
a.    Sebaiknya hukuman segera diberikan kepada anak yang membuat kesalahan dan patut mendapat hukuman.
b.   Diberikan secara konsisten. Jenis hukuman harus diberikan terhadap pelanggaran yang serupa dan diberikan secara konsisten.
c.    Hukuman yang diberikan harus bersifat kontrukstif. Tujuan pemberian hukuman tersebut adalah untuk membina dan mengadakan perubahan perilaku anak.
d.   Hukuman yang bersifat impersonal. Sebagaimana disebutkan dengan tujuan diatas, maka hukuman yang diberikan jangan ditujukan kepada pribadi anak, akan tetapi untuk mengubah perilaku anak dengan maksud agar tidak mengulangi perbuatan yang salah tersebut dikemudian hari.
e.    Dalam memberikan hukuman harus disertai alasan.
f.    Hukuman juga dapat dipergunakan sebagai alat mengembangkan hati nurani anak, sehinggah suatu saat anak dapat mengembangkan kontrol dari dalam dirinya sendiri.
g.   Hukuman dapat diberikan pada tempat dan waktu yang tepat, sehinggah anak tidak merasa malu terhadap teman atau sekelompoknya.

3.        Bentuk-bentuk Perilaku Sosial Anak
Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak usia SD/MI mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial, diantaranya:
a.         Pembangkang (Negativisme)
Pembangkang adalah bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Sikap orang tua terhadap anak sebaiknya tidak menganggap bahwa perilaku anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau mengerti dan memahami itu sebagai suatu proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.
b.        Agresi (Agression)
Adalah perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti: mencubit, menggit, menendang, dan lain sebagainya. Sikap orang tua sebaiknya berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka agresifitas anak akan semakin meningkat.
c.         Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemooh) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
d.        Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
e.         Persaingan (Rivaly)
Persaingan adalah keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain.
f.         Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama adalah sikap mau bekerja sama dengan orang lain.
g.        Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
h.        Mementingkan diri sendiri (Selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya.
i.          Simpati (Sympathy)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

4.        Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Faktor yang dapat mengganggu proses sosialisasi anak, menurut Soetarno berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar keluarga. Penjelasan dari dua faktor tersebut adalah:


a.         Faktor Keluarga
b.        Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan social anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan:
1)   Status social ekonomi keluarga.
2)   Keutuhan keluarga.
3)   Sikap dan kebiasaan orang tua.
c.         Faktor Lingkungan Luar Keluarga
Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anakSedangkan menurut Elizabeth B. Hurlock (1978) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak. Pengalaman social awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya.
Sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan sikap sosial anak, karena selama masa pertengahan dan akhir anak-anak. Anak-anak menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah sebagai anggota suatu masyarakat kecil yang harus mengerjakan sejumlah tugas dan mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap mereka (Santrock dalam Sinolungan)
Di sekolah, guru membimbing perkembangan kemampuan sikap, dan hubungan sosial yang wajar pada peserta didiknya. Hubungan sosial yang sehat dalam sekolah dan kelas seyogyanya diprogram, dikreasikan, dan dipelihara bersama-sama dalam belajar, bermain dan berkompetisi sehat. Sekolah mengupayakan layanan bimbingan kepada peserta didik. Bimbingan selain untuk belajar adalah untuk penyesuaian diri ke dalam lingkungan atau juga penyerasian terhadap lingkungannya. Kepada siswa diajarkan tentang disiplin dan aturan melalui keteraturan atau conformity yang disiratkan dalam tiap pelajaran (Sinolungan, 2001).



KESIMPULAN

Perkembangan fisik adalah perkembangan yang menyangkut unsur-unsur kematangan dan unsur kedewasaan serta perkembangan yang mengarah pada perubahan fisik peserta didik.
Perkembangan sosial adalah proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi.Segala sesuatu yang diperoleh anak semasa kecil, kelak akan memetik hasilnya pada waktu dewasa. Anak dapat belajar melalui pengalaman dan pelajaran dari orang-orang terdekatnya antara lain; dari orang tua, ayah dan ibu, saudara-saudaranya, dan tetangganya.
Orang tua diharapkan memberikan anak rasa kepercayaan dan kesempatan, dan dapat memberi penguatan melalui pemberian ganjaran atau hadiah pada saat anak berperilaku positif. Sebaliknya orang tua juga berkewajiban untuk memberikan hukuman pada anak apabila anak tersebut melakukan perbuatan yang negatif atau melakukan kesalahan.



DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Mulyani. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
animasi bergerak gif
My Widget